Yesaya merespon secara berbeda. Dia berteriak, "Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibirnya, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibirnya; namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam" (Yesaya 6:5). Tetapi salah satu Serafim menguduskannya dan mengampuni dosanya (Yesaya 6:6). Dan Yesaya pun menyediakan diri untuk Tuhan utus, "Inilah aku, utuslah aku!" (Yesaya 6:8).